SIFAT-SIFAT RASUL

Sebagai seorang Muslim kita wajib mengimani adanya para Nabi atau Rasul Allah SWT. Sikap mengimani tersebut berarti mau mengikuti ajaran-ajaran yang telah disampaikan para Rasul kepada umatnya. ajaran para Nabi dan Rasul ini tidak ada sedikitpun unsur kekerasan, penipuan, kerusakan, permusuhan dan lainnya. Semua sikap dan tindakan para Rasul Allah tidak semata-mata berdasarkan atas kehendaknya sendiri, melainkan sesuai dengan bimbingan yang telah diwahyukan oleh Allah SWT kepadanya. Didalam Islam tidak ada perbedaan antara Rasul yang satu dengan Rasul lainnya, sebab semuanya adalah utusan Allah. Para Rasul itu mempunyai empat sifat wajib yaitu :

a. Sidik ( benar )

Artinya setiap Rasul itu wajib berkata, bersikap, dan berbuat benar dalam kehidupannya,mustahil para Rasul sebagai utusan Allah SWT itu berdusta didalam menyampaikan wahyu yang datangnya dari Allah, karena para Rasul itu senantiasa terjaga dari perbuatan dosa (maksum) dan tidak mungkin para Rasul itu bersifat kizib (berdusta) didalam menyampaikan risalah yang datangnya dari Allah SWT.

b. Amanah ( dapat dipercaya )

Setiap Rasul yang diutus oleh Allah SWT wajib berlaku amanah baik terhadap Allah SWT maupun terhadap umatnya, tidak mungkin para Rasul itu berkhianat terhadap yang diamanatkan oleh Allah kepadanya.

c. Tabligh ( menyampaikan )

Para utusan Allah SWT pasti menyampaikan wahyu yang ia terima kepada umatnya. Ia tidak menambah atau mengurangi wahyu Allah SWT tersebut. Ia sampaikan semua wahyu Allah kepada semua manusia tanpa melihat suku, ras , atau pangkat dan kedudukan. Seorang Rasul tidak mungkin menyembunyikan apa yang ia peroleh dari wahyu Allah SWT.

d. Fathanah ( Cerdas )

Tugas para Rasul itu sangat berat, berbagai rintangan, tantangan, dan hambatan senantiasa berada di depan mereka pada saat melaksanakan misi dakwah, para Rasul dituntut untuk bisa menyelesaikan dan mengatasi berbagai persoalan yang ada pada umatnya, untuk itu para Rasul diberi sifat fathonah (kecerdasan) oleh Allah sehingga dapat menyelesaikan semua persolan yang dihadapinya, mustahil para utusan Allah itu bersifat bodoh ( baladah ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar