PROF DR. K.P.H. SELO SOEMARDJAN (1915-2003) BAPAK SOSIOLOGI INDONESIA

Prof. Dr. Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan lahir di Yogyakarta, 23 Mei 1915 dan meninggal tanggal 12 Juni 2003. Beliau dikenal sangat disiplin dan selalu memberi teladan konkret. Beliau sosok berintegritas, punya komitmen social yang tinggi dan sulit untuk diam. Beliau menyerukan hentikan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Beliau pantas menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya yang tinggi dalam mengabdi kepada masyarakat. Selama hidupnya, Selo pernah berkarier sebagai pegawai Kesultanan/ Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya, dan Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri, Kepala Biro III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan, Sekretaris Wakil Presiden RI Sultan Hamengku Buwono IX (1973-1978), Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978-1983), dan staf ahli Presiden HM.Soeharto. Beliau dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia setelah tahun 1959 – Cornell University, AS – mengajar sosiologi seusai meraih gelar doktornya di di Universitas Indonesia (UI). Beliau adalah pendiri sekaligus dekan pertama (10 tahun) Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) UI. Kemudian tanggal 17 Agustus 1994, Beliau menerima Bintang dari pemerintah dan pada tanggal 30 Agustus menerima Mahaputra Utama gelar ilmuwan utama sosiologi. Pendiri FISIP UI ini memperoleh gelar profesor dari Fakultas Ekonomi UI dan sampai akhir hayatnya justru mengajar di Fakultas Hukum UI. Pengalamannya sebagai camat membuat Selo menjadi peneliti yang mampu menyodorkan alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial dengan jitu. Hal Ini pula yang membedakan Selo dengan peneliti lain.Meski lebih dikenal sebagai guru besar, Selo di lingkungan keluarga dan kampus, justru dikenal sebagai orang yang suka melucu dan kaya imajinasi, terutama untuk mengantar mahasiswa pada istilah-istilah ilmu yang diajarkan. Meski kata-kata beliau mengandung kritikan, tapi karena disertai humor, orang menjadi tidak tegang mendengarnya. Sebagai ilmuwan, karya Selo yang sudah dipublikasikan adalah Social Changes in Yogyakarta (1962) dan Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963). Penelitian terakhir Selo berjudul Desentralisasi Pemerintahan. Terakhir, Beliau menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar