HIKAYAT RAJA-RAJA PASAI
Maka tersebutlah perkataan Merah Silu (diam) di Rimba Jerau itu. Sekali peristiwa pada suatu hari Merah Silu pergi berburu. Ada seekor anjing dibawanya akan perburuan Merah Silu itu, bernama si Pasai. Dilepaskannya anjing itu. Lalu, ia menyalak di atas tanah tinggi itu. Dilihatnya ada seekor semut, besarnya seperti kucing. Ditangkapnya oleh Merah Silu semut itu, lalu dimakannya. Tanah tinggi itupun disuruh Merah Silu tebas pada segala orang yang sertanya itu. Setelah itu, diperbuatnya akan istananya. Setelah itu, Merah Silupun duduklah ia di sana; dengan segala hulubalangndan segala rakyatnya diam pun duduklah ia di sana; dengan segala hulubalangnya dan segala rakyatnya diam ia di sana. Dinamai oleh Merah Silu negeri itu Samudera, artinya semut yang amat besar (= raja); di sanalah ia diam raja itu.
Kata sahib al-hikayat: Pada suatu hari, Sultan Malik as-Saleh pergi bermain-main berburu dengan segala laskarnya ke tepi laut. Dibawanya seekor anjing perburuan bernama si Pasai itu. Tatkala sampailah Baginda itu ke tepi laut, disuruhnya lepaskan anjing perburuan itu. Lalu, ia masuklah ke dalam hutan yang di tepi laut itu. Bertemu ia dengan seekor pelanduk duduk di atas pada suatu tanah yang tinggi. Disalaknya oleh anjing itu, hendak ditangkapnya. Tatkala dilihat oleh pelanduk anjing itu mendapatkan dia, disalaknya anjing itu oleh pelanduk. Anjing itupun undurlah. Tatkala dilihat pelanduk, anjing itu undur, lalu pelanduk kembali pula pada tempatnya. Dilihat oleh anjing, pelanduk itu kembali pada tempatnya. Didapatkannya pelanduk itu oleh anjing, lalu ia berdakap-dakapan kira-kira tujuh kali.
Heranlah Baginda melihat hal kelakuan anjing dengan pelanduk itu. Masuklah Baginda sendirinya hendak menangkap pelanduk itu ke atas tanah tinggi itu. Pelanduk pun lari; didakapnya juga oleh anjing itu. Sabda Baginda kepada segala orang yang ada bersama-sama dengan dia itu:
“Adakah pernahnya kamu melihat pelanduk yang gagah sebagai ini? Pada bicaraku sebab karena ia diam pada tempat ini, itulah rupanya, maka pelanduk itu menjadi gagah”.
Sembah mereka itu sekalian: “Sebenarnyalah seperti sabda Yang Maha Mulia itu”. Pikirlah Baginda itu: “Baik tempat ini kuperbuat negeri anakku Sultan Malik at-Tahir kerajaan”. Sultan Malik as-
Salehpun kembalilah ke istananya. Pada keesokan harinya Bagindapun memberi titah kepada segala
menteri dan hulubalang rakyat tentera, sekalian menyuruh menebas tanah akan tempat negeri,
masing-masing pada kuasanya dan disuruh Baginda perbuat istana pada tempat tanah tinggi itu.
Sultan Malik as-Salehpun pikir di dalam hatinya, hendak berbuat negeri tempat ananda Baginda. Titah Sultan Malik as-Saleh pada segala orang besar:
“Esok hari kita hendak pergi berburu”.
Telah pagi-pagi hari, Sultan Malik as-Salehpun berangkat naik gajah yang bernama Perma Dewana.
Lalu berjalan ke seberang datang ke pantai. Anjing yang bernama si Pasai itupun menyalak. Sultan Malik
as-Salehpun segera mendapatkan anjing itu. Dilihatnya, yang disalaknya itu tanah tinggi, sekira-kira seluas tempat istana dengan kelengkapan, terlalu amat baik, seperti tempat ditambak rupanya. Oleh Sultan Malik as-Saleh tanah tinggi itu disuruh oleh Baginda tebas. Diperbuatnya negeri kepada tempat itu dan diperbuatnya istana. Dinamainya Pasai menurut nama anjing itu. Ananda Baginda Sultan Malik at-Tahir dirayakan oleh Baginda di Pasai itu.
Kemudian dari itu, Sultan Malik as-Saleh menyuruhkan Sidi ‘Ali Ghijas ad-Din ke negeri Perlak meminang anak Raja Perlak. Adapun Raja Perlak itu beranak tiga orang perempuan, dan yang dua orang itu anak gehara, dan seorang anak gundik, Puteri Ganggang namanya. Telah Sidi ‘Ali Ghijas ad-Din datang ke Perlak, ketiga ananda itu ditunjukkannya kepada Sidi ‘Ali Ghijas ad-
Din. Adapun Puteri yang dua bersaudara itu duduk di bawah, anaknya Puteri Ganggang itu didudukkan di atas tempat yang tinggi, disuruhnya mengupas pinang. Dan akan saudaranya kedua itu berkain warna bunga air mawar dan berbaju warna bunga jambu, bersubang lontar muda, terlalu baik parasnya. Sembah Sidi ‘Ali Ghijas ad-Din kepada Raja Perlak:
“Ananda yang duduk di atas, itulah pohonkan akan paduka ananda itu”.
Tetapi Sidi ‘Ali Ghijas ad-Din tiada tahu akan Puteri Ganggang itu anak gundik Raja Perlak. Maka Raja Perlakpun tertawa gelak-gelak, seraya katanya:
“Baiklah, yang mana kehendak anakku”.
Silahkan Meninggalkan Pesan
Labels
- Agama Islam (7)
- Bahasa Indonesia (2)
- Biologi (5)
- Ekonomi (3)
- geografi (2)
- PKN (8)
- Sejarah (13)
- Sosiologi (23)
Blog Archive
-
▼
2010
(64)
-
▼
Juli
(60)
- Definisi Uang
- Pendapatan Nasional
- Ekonomi Mikro dan Makro
- Macam-macam Ras yang ada di dunia
- Pengaruh Seni Arsitektur India
- Kerajaan Kutai
- Revolusi Hijau
- Perjanjian-perjanjian yang terjadi pada Perang dun...
- Pengertian Orde Baru
- Pengertian Otonomi daerah
- Macam-macam kebijakan publik
- SOSIALISASI SEBAGAI PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
- Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
- TEORI BELAJAR ALIRAN TINGKAH LAKU
- NILAI DAN NORMA SOSIAL
- Pengertian Filsafat
- KAJIAN SOSIOLOGI
- ARTI PENTING KONSEP DALAM ILMU PENGETAHUAN
- PERAN SOSIOLOG
- JAJAK PENDAPAT UMUM
- RISET ATAU PENELITIAN
- RAGAM NILAI SOSIAL
- Cipta Rasa Karsa
- PERILAKU KOLEKTIF
- FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
- BENTUK-BENTUK AKOMODASI
- STRUKTUR KEPRIBADIAN MENURUT SIGMUND FREUD
- PROF DR. K.P.H. SELO SOEMARDJAN (1915-2003) BAPAK ...
- KOENTJARANINGRAT (1923-1999) BAPAK ANTROPOLOGI IND...
- PROF. ASTRID SUSANTO PH.D. (1936-2006)AHLI SOSIOLO...
- ciri-ciri nilai sosial yang ada di masyarakat
- Pengertian Stratifikasi
- Ciri Dasar Diferensiasi Sosial
- Sistem Kasta
- Bukti-Bukti Proses Interaksi di Beberapa Daerah de...
- Perubahan Sosial
- Budaya Politik
- Pengertian Partai Politik
- Sistem Kepartaian
- Perilaku Budaya Demokrasi
- Ciri Demokrasi Liberal
- Ciri Demokrasi Sosial Komunis
- Golongan Orang yang Mati Sahid
- Hukum Jual Beli
- Pengertian Jual Beli
- Pengertian Muamalah
- AQIDAH
- SIFAT-SIFAT RASUL
- SIFAT WAJIB BAGI ALLAH
- BENTUK ATAU TIPE SUNGAI
- POLA ALIRAN SUNGAI
- Ikan apa yang dapat hidup di luar air?
- HIKAYAT RAJA-RAJA PASAI
- HIKAYAT INDERA BANGSAWAN
- JAGUNG SEBAGI BAHAN PEMBUAT BIOETANOL
- HEWAN PERTAMA YANG HIDUP DI DARAT
- Mengapa ngengat taerbang kearah cahaya ?
- Ikan apa yang tidur paling lama ?
- PABRIK ETHANOL DARI NIRA AREN (Arenca pinnata) DEN...
- Peristiwa Rengasdengklok
-
▼
Juli
(60)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar