Pengaruh India di Bali

Pengaruh India di Bali biasanya dihubungkan dengan kelahiran dan
berkembangnya berbagai sekte, mulai dari sekte Sambu, Brahma, Indra,
Wisnu (Waesnawa), Bayu dan Kala. Sekte-sekte tersebut mengalami
interaksi dengan kepercayaan lokal di Bali. Interaksi antara berbagai sektedengan kepercayaan lokal menyebabkan paham keagamaan yang terbangun
tidak sepenuhnya bertahan dalam bentuk aslinya (autentisitas) melainkan
mengalami proses silang budaya dengan kepercayaan lokal.
Selain menghadapi pengalaman dengan kepercayaan lokal, paham
keagamaan yang bersendikan pada sekte hidup dalam pluralitas yang bisa
saja berakhir dengan benturan-benturan paham keagamaan. Keberagaman
sekte-sekte itu kemudian diakomodasi dalam konsep Tri Kahyangan oleh
Mpu Kuturan ( Senapati Pakiran-kiran I Jero Makabehan) sekitar 923 Saka.
Selain kehadiran sekte-sekte, pengaruh India juga terlihat dari beberapa
konsep sebagai berikut.

1. Konsep Pakraman
Konsep pakraman pada dasarnya adalah sebuah tatanan masyarakat
yang hidup dalam tradisi India. Tatanan itu disebut dengan Grama yang
artinya tatanan (sekarang di India disebut Grama Penchayat). Di Bali,
istilah grama ini diterima menjadi krama dan selanjutnya menjadi
pakraman. Dengan demikian, sistem sosial Bali Kuno merupakan
reproduksi tatanan sosial di India.

2. Legenda dan Mitologi
Ada beberapa legenda dan mitologi yang berkembang secara historis
pada masa Jawa/ Bali Kuno.
a. Legenda Aji Saka, yang mengisahkan bagaimana seorang keturunan
Brahmana dari India dan menetap di Medang Kemulan. Aji Saka
kemudian dikisahkan bisa membangun ketertiban dan peradaban
setelah mengalahkan Prabu Baka yang berwatak raksasa (tidak
beradab).
b. Kisah kedua tercantum dalam kitab Tantu Pagelaran yang
menceritakan asal mula Batara Guru yang pergi bersemadi di
Gunung Dieng untuk meminta kepada Brahma dan Wisnu agar Pulau
Jawa diberi penghuni. Akhirnya, Brahma menciptakan kaum laki-
laki dan Wisnu menciptakan kaum perempuan. Selain itu dikisahkan
juga semua dewa menetap di bumi baru itu dan memindahkan
Gunung Meru dari Jambhu Dwipa. Sejak itu gunung yang disebut
pinkalalingganingbhuwana itu tertanam di Pulau Jawa.
c. Kisah legenda ketiga adalah kedatangan Dinasti Warmadewa yang
lebih dihubungkan dengan India dibandingkan dengan Jawa.
Walaupun hubungan dengan Jawa akhirnya terbangun ketika putra
Udayana, yang bernama Airlangga menjadi menantu Raja
Dharmawangsa Teguh Ananta Wikrama di Pulau Jawa dan
kemudian memegang kekuasaan atas Pulau Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar